Latest articles :
<div style='background-color: none transparent;'><a href='http://www.rsspump.com/?web_widget/rss_ticker/news_widget' title='News Widget'>News Widget</a></div>

Latest Post

Asy-Syams ( Matahari )

| 0 komentar

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Surat Asy Syams terdiri atas 15 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al Qadar. Dinamai Asy Syams (matahari) diambil dari perkataan Asy Syams yang terdapat pada ayat permulaan surat ini.

Pokok-pokok isinya :

Kaum Tsamud telah dihancurkan Allah karena kedurhakaannya. Allah Mengibaratkan bahwa hal ini adalah mudah bagi-Nya, sebagaimana mudahnya menciptakan benda-benda alam, siang dan malam, dan menciptakan jiwa yang tersebut dalam sumpah-Nya; Allah memberitahukan kepada manusia jalan ketakwaan dan jalan kekafiran; manusia mempunyai kebebasan memilih antara kedua jalan itu.


001. (Demi matahari dan cahayanya di pagi hari) yaitu sewaktu memancarkan sinarnya di pagi hari.

002. (Dan bulan apabila mengiringinya) apabila muncul mengiringi terbenamnya matahari.

003. (Dan siang apabila menampilkannya) yaitu menampakkan matahari yang semakin meninggi.

004. (Dan malam apabila menutupinya) artinya menyelimuti siang dengan kegelapannya. Lafal Idzaa yang ada pada tiga tempat di atas hanya menunjukkan makna Zharaf, sedangkan yang menjadi Amilnya adalah Fi'il dari Qasam.

005. (Dan langit serta pembinaannya.)

006. (Dan bumi serta penghamparannya) yang menghampar.

007. (Dan jiwa) sekalipun bentuk lafalnya Mufrad tetapi makna yang dimaksud adalah Jamak (serta penyempurnaannya) maksudnya kesempurnaan ciptaannya; lafal Maa pada tiga tempat di atas adalah Maa Mashdariyah, atau bermakna Man.

008. (Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu kefasikan dan ketakwaannya) maksudnya Allah menjelaskan kepadanya jalan kebaikan dan jalan keburukan. Lafal At-Taqwaa letaknya diakhirkan karena demi memelihara keserasian bunyi akhir ayat, sedangkan sebagai Jawab dari Qasam di atas ialah:

009. (Sesungguhnya beruntunglah) pada lafal Qad Aflaha ini sengaja tidak disebutkan huruf Lam Taukidnya karena mengingat panjangnya pembicaraan (orang yang menyucikannya) yakni menyucikan jiwanya dari dosa-dosa.

010. (Dan sesungguhnya merugilah) atau rugilah (orang yang mengotorinya) yang menodainya dengan perbuatan maksiat. Asalnya lafal Dassaahaa ialah Dassasahaa, kemudian huruf Sin yang kedua diganti menjadi Alif demi untuk meringankan pengucapannya, akhirnya jadilah Dassaahaa.

011. (Kaum Tsamud telah mendustakan) rasulnya, yaitu Nabi Saleh (karena mereka melampaui batas) disebabkan tindakan mereka yang melampaui batas.

012. (Ketika bangkit) artinya bersegera (orang yang paling celaka di antara mereka) orang tersebut dikenal dengan nama julukan si pendekar, lalu ia bersegera menyembelih unta Nabi Saleh atas izin mereka.

013. (Lalu Rasul Allah berkata kepada mereka) yakni Nabi Saleh ("Unta betina Allah) maksudnya biarkanlah unta betina Allahini (dan minumannya") dan hari bagian minumnya; sesungguhnya bagian minum itu digilirkan antara mereka dan unta; untuk unta sehari dan untuk mereka sehari.

014. (Lalu mereka mendustakannya) mendustakan ucapan Nabi Saleh yang mengatakan, bahwa unta itu adalah milik Allah, dan bila mereka melanggarnya niscaya hal itu akan berakibat turunnya azab atas mereka (dan menyembelih unta itu) atau mereka membunuhnya itu, dengan maksud supaya bagian minum itu diperoleh seluruhnya oleh mereka (maka menimpakanlah) atau menurunkanlah (kepada mereka Rabb mereka) azab (disebabkan dosa mereka, lalu Allah meratakan azab) atas mereka, sehingga tidak ada seorang pun dari mereka yang dapat lolos atau menyelamatkan diri dari azab-Nya.

015. (Dan tiadalah) dapat dibaca Walaa dan Falaa (Allah takut terhadap akibat tindakan-Nya itu) maksudnya akibat azab yang akan terjadi.

Surat Asy Syams berisi dorongan kepada manusia untuk membersihkan jiwanya agar mendapat keberuntungan di dunia dan di akhirat dan menyatakan bahwa Allah akan menimpakan azab kepada orang-orang yang mengotori jiwanya seperti halnya kaum Tsamud.

Wallahu A'lam
Continue Reading


123

Aku Telah Bersalah, Wahai Amirul Mukminin

| 0 komentar

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Khalifah Harun ar-Rasyid mengajarkan kepada al-Ashma'i tentang prinsip-prinsip dan kaidah nahi munkar terhadap penguasa (pejabat).

Suatu ketika seorang da'i yang tidak mengetahui sedikit pun tentang prinsip- prinsip itu mendatangi khalifah dan menasihatinya dengan kata-kata keras dan kasar. Meskipun ar-Rasyid menyenangi para ulama dan sering duduk-duduk bersama sambil mendengarkan nasihat mereka, lain halnya dengan seorang yang satu ini.

Ar-Rasyid berkata kepadanya, "Cobalah engkau berbicara dengan baik dan objektif kepadaku."

Da'i itu menjawab, "Itu adalah yang paling minimal bagimu."

Ar-Rasyid, "Cobalah beritahu kepadaku siapa yang lebih jahat, aku atau Fir'aun?"

Sang da'i, "Fir'aun."

Ar-Rasyid, "Siapakah yang lebih baik, engkau atau Musa bin Imran?" Sang da'i, "Musa."

Ar-Rasyid, "Apakah engkau tidak tahu ketika Allah SWT mengutus Musa dan saudaranya Harun kepada Fir'aun? Allah berpesan kepada keduanya, "Maka bicaralah kamu berdua kepadanya dengan perkataan yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut."

Sang da'i, "Ya, aku tahu."

Ar-Rasyid, "Itu adalah Fir'aun yang penuh dengan kesombongan dan kezaliman, sementara engkau datang kepadaku dengan keadaan begitu. Aku melaksanakan kewajiban-kewajibanku terhadap Allah, aku hanya menyembah kepada Allah. Aku menaati hukum-hukum, perintah dan larangan-Nya, sedangkan engkau menasihatiku dengan nada yang keras dan kata-kata yang kasar tanpa tata krama dan akhlak. Engkau tidak akan aman dan selamat jika aku menangkapmu. Dan jika engkau telah menawarkan jiwamu, berarti engkau sudah tidak memerlukannya lagi."

Sang da'i, "Aku telah bersalah, wahai Amirul Mukminin dan aku minta maaf."

Ar-Rasyid, "Semoga Allah mengampunimu."

Kemudian Khalifah memberinya uang dua puluh ribu dirham, tetapi sang da'i menolak menerimanya.
Continue Reading


123

Al Quran Sebagai Bimbingan Yang Lurus

| 0 komentar

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al-Quran) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya;

Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik,

mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya.

Dan untuk memperingatkan kepada orang-orang yang berkata: "Allah mengambil seorang anak"

Mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah buruknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan sesuatu kecuali dusta.

Maka barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Quran).

Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.

Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan pula apa yang di atasnya menjadi tanah rata lagi tandus.

Apakah kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan yang mempunyai raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan?

tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: "Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami ini"

Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu

Kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah di antara kedua golongan itu yang lebih tepat dalam menghitung berapa lama mereka tinggal dalam gua itu.

Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.

Al Kahfi : 1 - 13
Continue Reading


123

Islam Picture

| 0 komentar

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Islamic Wallpaper
Islamic Picture
Continue Reading


123

Peristiwa Yang Dahsyat

| 0 komentar

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Surat ini terdiri atas 26 ayat, termasuk surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat Adz Dzaariat. Nama Ghaasyiyah diambil dari kata Al Ghaasyiyah yang terdapat pada ayat pertama surat ini yang artinya peristiwa yang dahsyat, tapi yang dimaksud adalah hari kiamat. Surat ini adalah surat yang kerap kali dibaca Nabi pada rakaat kedua pada shalat hari-hari Raya dan shalat Jum'at.

Pokok-pokok isinya :

Keterangan tentang orang-orang kafir pada hari kiamat dan azab yang dijatuhkan atas mereka; keterangan tentang orang-orang yang beriman serta keadaan syurga yang diberikan kepada mereka sebagai balasan; perintah untuk memperhatikan keajaiban ciptaan-ciptaan Allah; perintah kepada Rasulullah s.a.w. untuk memperingatkan kaumnya kepada ayat-ayat Allah karena beliau adalah seorang pemberi peringatan, dan bukanlah seorang yang berkuasa atas keimanan mereka. 

Surat Al Ghaasyiyah menerangkan penderitaan orang-orang yang kafir dan kenikmatan orang-orang yang beriman pada hari kiamat.

Lebih lengkap isi surah Al Ghaasyiyah akan diposting pada catatan berikutnya.
Continue Reading


123
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Support : Copyright © 2011. Islamic Education Blogs - All Rights Reserved
Proudly powered by Free Blogger Template